Ada beberapa definisi yang
dikemukakan oleh para pakar untuk istilah pemasaran dan definisi jasa, sebagai
berikut:
a) Menurut (William J.Stanton, 1981)
Pemasaran jasa adalah sesuatu yang dapat diidentifikasi secara
terpisah tidak terwujud, ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan. Jasa dapat
dihasilkan dengan menggunakan benda-benda berwujud atau tidak berwujud.
b) Menurut (Mary Jo Bitner, 2000)
Pemasaran
jasa adalah suatu kegiatan ekonomi yang outputnya, bukan produk dikonsumsi
bersamaan dengan waktu produksi dan memberikan nilai tambah (seperti: hiburan,
kenikmatan, santai) bersifat tidak berwujud.
c) Menurut Miller dan Layton, 2000)
Pemasaran
jasa adalah merupakan system total aktivitas bisnis yang dirancang untuk
merencanakan, menetapkan harga, mempromosikan dan mendistribusikan produk,
jasa, dan gagasan yang mampu memuaskan keinginan pasar sasaran dalam rangka mencapai
tujuan organisasional.
Konsep Pemasaran
Pada
umumnya, suatu perusahaan pasti menganut salah satu konsep atau filosofi
pemasaran, yaitu falsafah atau anggapan yang diyakini perusahaan sebagai dasar
dari setiap kegiatannya dalam memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.
Seiring dengan perjalanan waktu, konsep-konsep ini mengalami perkembangan atau
evolusi pemikiran. Walaupun begitu, tidak berarti konsep yang terakhir adalah
yang lebih baik. Pemilihan dan penerapan konsep pemasaran tertentu dipengaruhi
beberapa factor, diantaranya nilai-nilai dan visi manajemen, lingkungan
internal, dan lingkungan eksternal perusahaan.
Menurut Fendy Tjiptono (2004), dalam bukunya yang berjudul Pemasaran Jasa, konsep produksi itu dibagi menjadi lima bagian yaitu sebagai berikut:
Menurut Fendy Tjiptono (2004), dalam bukunya yang berjudul Pemasaran Jasa, konsep produksi itu dibagi menjadi lima bagian yaitu sebagai berikut:
a) Konsep Produksi
Pemasaran
yang berpegang pada konsep ini berorientasi pada proses produksi/operasi
(internal).
b) Konsep Produk
Dalam
konsep ini, pemasar beranggapan bahwa konsumen lebih menghendaki produk-produk
yang memiliki kualitas, kinerja, fitur (features), atau penampilan superior.
c) Konsep Penjualan
Konsep ini
merupakan konsep yang berorientasi pada tingkat penjualan (internal), dimana
pemasar beranggapan bahwa konsumen harus dipengaruhi (bila perlu, dibujuk) agar
penjual dapat meningkat.
d) Konsep Pemasaran
Berbeda
dengan tiga konsep terdahulu yang berorientasi pada lingkungan internal, konsep
pemasaran berorientasi pada pelanggan (lingkungan eksternal), dengan anggapan
bahwa konsumen hanya akan bersedia membeli produk-produk yang mampu memenuhi
kebutuhan dan keinginannya serta memberikan kepuasan.
e) Konsep Pemasaran Sosial
Pemasaran
yang menganut konsep ini, beranggapan bahwa konsumen hanya bersedia membeli
produk-produk yang mampu memuaskan kebutuhan dan keinginannya serta
berkontribusi pada kesejahteraan lingkungan social konsumen.[4]
Ruang Lingkup Pemasaran Jasa
a. Perhatian Terhadap Pemasaran Jasa
Dikatakan
oleh Paul D. Converse, Huegy dan Mitchell dalam bukunya Elements of Marketing,
bahwa pada umumnya buku-buku marketing mulai dengan pengantar, yang menyatakan
bahwa ada dua hal yang dipasarkan yaitu barang-barang dan jasa (good and
service). Tapi setelah buku ini membahas pemasaran beberapa bab, maka persoalan
pemasaran jasa terlupakan, karena pembicaraan selalu saja terpusat pada masalah
barang (commodity). Padahal masalah pemasaran jasa ini tidak kalah pentingnya
dengan masalah pemasaran barang.
Kita mengetahui bahwa yang disalurkan oleh para produsen, bukan benda-benda berwujud saja, tetapi juga jasa-jasa. Sifat perusahaan yang menghasilkan jasa ialah bahwa jasa itu tidak bisa ditimbun, atau ditumpuk dalam gudang, seperti barang-barang lainnya, sambil saat menunggu penjualan. Apabila pendapatan seseorang meningkat ada kecenderungan untuk memperbesar pengeluaran untuk membeli jasa-jasa tersebut. Oleh sebab itu, marketing jasa makin lama makin menjadi sangat penting.
b. Karakteristik Jasa
Jasa
ini banyak macamnya, mulai dari salon kecantikan sampai dengan armada angkutan
laut, dari taman hiburan rakyat sampai taman dunia fantasi, dari mess sampai ke
hotel berbintang lima, dan sebagainya. Secara umum, kita melihat karakteristik
umum dari jasa. Beberapa perbedaan antara jasa dan barang menurut Edward W.
Wheatley ada delapan perbedaan yaitu:
·
Pembelian
jasa, sangat dipengaruhi oleh motif yang didorong oleh emosi.
·
Jasa
bersifat tidak berwujud, berbeda dengan barang yang bersifat berwujud, dapat
dilihat, dirasa, dicium, memiliki berat, ukuran dan sebagainya.
·
Barang
bersifat tahan lama, tetapi jasa tidak. Jasa dibeli dan dikonsumsi pada waktu
yang sama.
·
Barang
dapat disimpan, sedangkan jasa tidak dapat disimpan.
·
Ramalan
permintaan dalam marketing barang merupakan masalah, tidak demikian halnya
dengan marketing jasa. Untuk menghadapi masa-masa puncak, dapat dilatih tenaga
khusus.
·
Adanya
puncak yang sangat padats, merupakan masalah tersendiri bagi marketing jasa.
·
Usaha
jasa sangat mementingkan unsur manusia.
·
Distribusinya
bersifat langsung, dari produsen ke konsumen.
c. Macam-macam Jasa
Macam-macam
jasa seperti yang telah disebutkan diatas, dapat dikelompokkan sebagai berikut
(Paul D. Converse et. al):
1) Personalized service
2) Financial service
3) Public Utility and Transportation
Service
4) Entertainment
5) Hotel service
Tantangan bagi pemasaran adalah menghasilkan pendapatan dengan memenuhi keinginan para konsumen pada tingkat laba tertentu tanpa melupakan tanggungjawab sosial.
a. Manajemen Pemasaran
Manajemen
pemasaran dapat terjadi di sebuah organisasi dalam hubungan pasarnya. Hal ini
mengandung arti bahwa sebuah perusahaan dalam beroperasi dapat terlepas dari
pengaruh-pengaruh lingkungan luar perusahaan atau lingkungan eksternal, dan
lingkungan eksternal perusahaan ini mempunyai sifat yang tidak mudah
dikendalikan. Apabila lingkungan luar perusahaan mempunyai sifat tidak dapat
dikendalikan maka berbeda halnya dengan lingkungan internal perusahaan yang
sifatnya dapat dikendalikan tetapi sumber-sumber daya tersebut terbatas pula
sifatnya.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan salah satunya adalah kegiatan pemasaran yang juga mempunyai pengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan, untuk itu perlu dilakukan pengelolaan yang cukup baik.
Adapun definisi marketing management dari beberapa ahli adalah sebagai berikut :
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan salah satunya adalah kegiatan pemasaran yang juga mempunyai pengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan, untuk itu perlu dilakukan pengelolaan yang cukup baik.
Adapun definisi marketing management dari beberapa ahli adalah sebagai berikut :
Stanton
(1981:14), yang dikutip oleh Alma (1998:24 ) :
“Kegiatan pemasaran pada sebuah perusahaan yang harus dikoordinasi dan dikelola dengan sebaik-baiknya dimana manajer pemasaran harus berperan penting dalam perencanaan perusahaan.”
“Kegiatan pemasaran pada sebuah perusahaan yang harus dikoordinasi dan dikelola dengan sebaik-baiknya dimana manajer pemasaran harus berperan penting dalam perencanaan perusahaan.”
Kotler (1995:16) :
“Proses
perencanaan dan pelaksanaan dari perwujudan, pemberian harga, promosi dan
distribusi dari barang-barang, jasa dan gagasan untuk menciptakan pertukaran
dengan kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi.”
b. Karakteristik, Klasifikasi dan
Pemasaran Jasa
Pengertian
jasa menurut Kotler (1998:83) adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat
ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud
dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.
Ada tiga karakteristik jasa menurut Berry, yang dikutip oleh Alma (1998:45) :
Ada tiga karakteristik jasa menurut Berry, yang dikutip oleh Alma (1998:45) :
Lebih bersifat tidak berwujud daripada berwujud (more intangible than tangible). Benda dan barang yang dibeli atau digunakan sehari-hari adalah sebuah obyek, sebuah alat atau sebuah benda, sedangkan jasa merupakan perbuatan, penampilan atau sebuah usaha.
Bila membeli suatu barang maka barang tersebut diapakai dan ditempatkan pada suatu tempat. Tapi bila membeli jasa, maka pada umumnya tidak ada wujudnya. Konsep tidak berwujud ini, mempunyai arti yang keduanya merupakan tantangan bagi marketing, yaitu :
a).
Sesuatu yang tidak dapat disentuh atau tidak dapat dipahami.
b). Sesuatu yang tidak dapat didefinisikan, tidak mudah diformulasikan.
Untuk memasarkan jasa ini diperlukan pemikiran yang lebih jauh bagi para pelaksana dibandingkan dengan pemasaran barang.
b). Sesuatu yang tidak dapat didefinisikan, tidak mudah diformulasikan.
Untuk memasarkan jasa ini diperlukan pemikiran yang lebih jauh bagi para pelaksana dibandingkan dengan pemasaran barang.
Produksi dan konsumsi berjalan serempak.
Jasa diproduksi dan dikonsumsi dalam jangka waktu yang sama. Pada umumnya, barang diproduksi dulu kemudian dijual dan dikonsumsi. Sedangkan jasa biasanya dijual dulu, kemudian diproduksi dan dikonsumsi secara serempak. Dikatakan produksi dan kosumsi berjalan serempak artinya si penghasil jasa, sering hadir secara fisik, pada waktu kosumsi berlangsung. Arti kehadiran produsen jasa, bahwa distribusi jasa merupakan hal yang sangat penting. Pemasaran jasa yang penting ialah bagaimana menyalurkannya dalam cara yang tepat. Kurang memiliki standar dan keseragaman.
Industri
jasa cenderung dibedakan antara lain :
a).
Berdasarkan orang.
b).
Berdasarkan perlengkapan.
Implikasi
perbedaan ini ialah jasa yang memakai pelayanan orang, memiliki tingkat
variabilitas, tergantung pada orangnya, dan tingkat perbedaan ini tidak ada
pada jasa yang dilayani oleh mesin.
Menurut Kotler (1998:84), ada empat karakteristik yang dimiliki oleh suatu jasa yaitu :
Menurut Kotler (1998:84), ada empat karakteristik yang dimiliki oleh suatu jasa yaitu :
1). Tidak
berwujud.
Jasa
mempunyai sifat tidak berwujud tetapi eksistensinya dapat dirasakan. Oleh
karena itu jasa tidak dapat dilihat, diraba, didengar atau dicium oleh konsumen
sebelum adanya transaksi pembelian.
2). Tidak dapat dipisahkan.
2). Tidak dapat dipisahkan.
Umumnya
jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan. Jika seseorang melakukan jasa,
maka penyedianya adalah bagian dari jasa. Karena konsumen juga hadir saat jasa
itu dilakukan, interaksi penyedia jasa adalah ciri khusus dari pemasaran jasa.
Baik penyedia maupun konsumen mempengaruhi hasil jasa.
3).
Bervariasi.
Jasa
sangat bervariasi, karena tergantung pada siapa yang menyediakan serta kapan
dan di mana jasa itu dilakukan. Perusahaan jasa dapat mengambil tiga langkah ke
arah pengendalian kualitas. Pertama adalah investasi dalam seleksi dan
peletihan karyawan yang baik. Langkah kedua adalah menstandarisasi proses
pelaksanaan jasa dari seluruh organisasi. Langkah ketiga adalah memantau
kepuasan pelanggan lewat sistem saran dan keluhan, survei pelanggan dan belanja
perbandingan, sehingga pelayanan yang kurang dapat dideteksi dan diperbaiki.
4). Mudah
lenyap.
Mudah
lenyapnya suatu jasa tidak akan menjadi masalah bila permintaan tetap karena
mudah untuk lebih dahulu mengatur staf untuk melakukan jasa itu. Jika
permintaan berfluktuasi, perusahaan jasa menghadapi masalah yang rumit karena
jasa tidak dapat disimpan.
Klasifikasi
jasa dapat dilakukan berdasarkan 7 (tujuh) kriteria, menurut Lovelock 1987,
yang dikutip oleh Tjiptono (2000:8), yaitu :
a. Segmen pasar
Berdasarkan
segmen pasar, jasa dapat dibedakan menjadi jasa kepada konsumen akhir dan jasa
kepada konsumen organisasional.
b. Tingkat keberwujudan
Kriteria
ini berhubungan dengan tingkat keterlibatan produk fisik dengan konsumen.
Berdasarkan kriteria ini, jasa dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) macam, yaitu :
Rented good service
Konsumen
menyewa dan menggunakan produk-produk tertentu berdasarkan tarif tertentu
selama jangka waktu tertentu. Contohnya penyewaan mobil, kaset video, villa,
dan apartemen.
Owned goods service
Produk-produk
yang dimiliki oleh konsumen direparasi, dikembangkan atau ditingkatkan unjuk
kerjanya, atau dipelihara oleh perusahaan jasa. Contohnya jasa reparasi arloji,
pencucian mobil.
Non goods service
Jasa
personal bersifat intangible (tidak berbentuk produk fisik) ditawarkan kepada
pelanggan. Contohnya supir, dosen.
Ketrampilan penyedia jasa
Berdasarkan tingkat ketrampilan penyedia jasa, jasa terdiri
atas professional service (misalnya konsultan manajemen, konsultan hukum,
dokter, perawat) dan nonprofessional service (misalnya supir taksi dan penjaga
malam).
Tujuan organisasi jasa
Berdasarkan tujuan organisasi jasa dapat dibagi menjadi
commercial service atau profit service (misalnya penerbangan, bank) dan
nonprofit service (misalnya sekolah, panti asuhan).
Regulasi
Dari aspek regulasi, jasa dapat dibagi menjadi regulated service (misalnya pialang dan angkutan umum) dan nonregulated service (misalnya makelar, katering).
Tingkat intensitas karyawan
Berdasarkan
tingkat intensitas karyawan, jasa dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) macam,
yaitu equipment based service (misalnya cuci mobil otomatis, ATM) dan people
based service (misalnya pelatih sepakbola, satpam).
Tingkat kontak penyedia jasa dan pelanggan
Berdasarkan
kontak ini, secara umum jasa dapat dibagi menjadi high contact service
(misalnya bank, dokter dan pegadaian) dan low contact service (misalnya
bioskop).
Meramal kualitas jasa yang akan dibeli merupakan hal yang sangat sulit. Perusahaan-perusahaan jasa sebaiknya memperhatikan tahap perencanaan produk dalam program pemasaran mereka. Sampai akhir-akhir ini, perusahaan jasa tertinggal dari perusahaan manufaktur dalam menggunakan pemasaran. Banyak bisnis jasa bersifat kecil dan tidak menggunakan teknik manajemen atau pemasaran formal. Ada juga bisnis profesional (kantor hukum dan akuntan) yang dulunya yakin bahwa menggunakan pemasaran itu tidak profesional. Sedangkan di dalam jasa perguruan tinggi dan rumah sakit menganggap sudah banyak permintaan maka usaha pemasaran tidak perlu lagi dilakukan. Karena jasa biasanya lebih tinggi dalam kualitas pengalaman dan kepercayaan, konsumen merasakan lebih banyak resiko dalam pembeliannya. Hal ini membawa beberapa konsekuensi. Pertama, konsumen jasa biasanya lebih bergantung pada promosi dari mulut ke mulut daripada iklan perusahaan jasa. Kedua, mereka sangat mengandalkan harga, personil, dan petunjuk fisik untuk menilai kualitas jasa. Ketiga, bila puas, mereka sangat setia pada penyedia jasa. Maka dari itu, perusahaan jasa perlu untuk menerapkan pemasaran secara lebih baik. Bertujuan untuk selalu memperbaharui pengenalan terhadap konsumennya, menilai kebutuhan-kebutuhan mereka sekarang dan di waktu yang akan datang. Misalnya dalam usaha bioskop perlunya konsep pemasaran yang bertujuan memberikan kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan konsumen. Saat ini perlu dilakukan untuk menarik minat konsumen. Kegiatan pemasaran suatu perusahaan harus dinilai dengan usaha me.ngenal, merumuskan keinginan dan kebutuhan konsumen. Agar kebutuhan konsumennya dapat dipenuhi secara memuaskan.
Pemasaran diutamakan pada kebutuhan masyarakan akan sesuatu, contohnya seseorang membutuhkan makan agar tidak kelaparan. Jika orang tersebut sudah makan, maka ia tidak lapar. itulah system nya, makanya pemasar harus tau apa yang dibutuhkan oleh pembeli.
Proses dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia inilah yang menjadi konsep pemasaran. Mulai dari pemenuhan produk (product), penetapan harga (price), pengiriman barang (place), dan mempromosikan barang (promotion). Seseorang yang bekerja dibidang pemasaran disebut pemasar. Pemasar ini sebaiknya memiliki pengetahuan dalam konsep dan prinsip pemasaran agar kegiatan pemasaran dapat tercapai sesuai dengan kebutuhan dan keinginan manusia terutama pihak konsumen yang dituju.
Maka Bauran Pemasaran menjadi 7 P ( 4 P untuk Barang & 3P untuk Jasa) Penjelasannya sebagai berikut :
Meramal kualitas jasa yang akan dibeli merupakan hal yang sangat sulit. Perusahaan-perusahaan jasa sebaiknya memperhatikan tahap perencanaan produk dalam program pemasaran mereka. Sampai akhir-akhir ini, perusahaan jasa tertinggal dari perusahaan manufaktur dalam menggunakan pemasaran. Banyak bisnis jasa bersifat kecil dan tidak menggunakan teknik manajemen atau pemasaran formal. Ada juga bisnis profesional (kantor hukum dan akuntan) yang dulunya yakin bahwa menggunakan pemasaran itu tidak profesional. Sedangkan di dalam jasa perguruan tinggi dan rumah sakit menganggap sudah banyak permintaan maka usaha pemasaran tidak perlu lagi dilakukan. Karena jasa biasanya lebih tinggi dalam kualitas pengalaman dan kepercayaan, konsumen merasakan lebih banyak resiko dalam pembeliannya. Hal ini membawa beberapa konsekuensi. Pertama, konsumen jasa biasanya lebih bergantung pada promosi dari mulut ke mulut daripada iklan perusahaan jasa. Kedua, mereka sangat mengandalkan harga, personil, dan petunjuk fisik untuk menilai kualitas jasa. Ketiga, bila puas, mereka sangat setia pada penyedia jasa. Maka dari itu, perusahaan jasa perlu untuk menerapkan pemasaran secara lebih baik. Bertujuan untuk selalu memperbaharui pengenalan terhadap konsumennya, menilai kebutuhan-kebutuhan mereka sekarang dan di waktu yang akan datang. Misalnya dalam usaha bioskop perlunya konsep pemasaran yang bertujuan memberikan kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan konsumen. Saat ini perlu dilakukan untuk menarik minat konsumen. Kegiatan pemasaran suatu perusahaan harus dinilai dengan usaha me.ngenal, merumuskan keinginan dan kebutuhan konsumen. Agar kebutuhan konsumennya dapat dipenuhi secara memuaskan.
Pemasaran diutamakan pada kebutuhan masyarakan akan sesuatu, contohnya seseorang membutuhkan makan agar tidak kelaparan. Jika orang tersebut sudah makan, maka ia tidak lapar. itulah system nya, makanya pemasar harus tau apa yang dibutuhkan oleh pembeli.
Proses dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia inilah yang menjadi konsep pemasaran. Mulai dari pemenuhan produk (product), penetapan harga (price), pengiriman barang (place), dan mempromosikan barang (promotion). Seseorang yang bekerja dibidang pemasaran disebut pemasar. Pemasar ini sebaiknya memiliki pengetahuan dalam konsep dan prinsip pemasaran agar kegiatan pemasaran dapat tercapai sesuai dengan kebutuhan dan keinginan manusia terutama pihak konsumen yang dituju.
Maka Bauran Pemasaran menjadi 7 P ( 4 P untuk Barang & 3P untuk Jasa) Penjelasannya sebagai berikut :
1. Product (Produk)
Produk
adalah segala sesuatu yang dapat di tawarkan meliputi barang fisik, jasa,
orang, tempat, organisasi, dan gagasan.
Berdasarkan pendapat saya sendiri bahwa produk adalah barang ataupun jasa yang tersedia di tawarkan kepada konsumen dengan tujuan untuk memberikan kepuasan dan mendapat keuntungan.
Berdasarkan pendapat saya sendiri bahwa produk adalah barang ataupun jasa yang tersedia di tawarkan kepada konsumen dengan tujuan untuk memberikan kepuasan dan mendapat keuntungan.
2. Price (Harga)
Yaitu
jumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan untuk memperoleh produk atau
jasa.
Berdasarkan pendapat saya sendiri bahwa Harga adalah sejumlah uang yang dikorbankan untuk mendapatkan barang maupun jasa dalam kondisi tertentu.
Berdasarkan pendapat saya sendiri bahwa Harga adalah sejumlah uang yang dikorbankan untuk mendapatkan barang maupun jasa dalam kondisi tertentu.
3. Promotion (Promosi)
Aktivitas
yang mengkomunikasikan produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya.
Menurut pendapat saya sendiri bahwa promosi adalah merupakan cara/alat yang digunakan agar produk/jasa yang ditawarkan disukai/dikonsumsi oleh konsumen.
Menurut pendapat saya sendiri bahwa promosi adalah merupakan cara/alat yang digunakan agar produk/jasa yang ditawarkan disukai/dikonsumsi oleh konsumen.
4. Place (Tempat Atau Lokasi)
Termasuk
aktivitas perusahaan untuk menyalurkan produk atau jasa yang tersedia bagi
konsumen. Menurut pendapat saya sendiri Place merupakan waktu/tempat dimana
produk dapat diperoleh oleh konsumen/calon konsumen dengan mudah yang
menguntungkan bagi perusahaan dan pelanggan.
5. People (Orang)
Adalah
semua pelaku yang memainkan sebagai penyajian jasa dan karenanya mempengaruhi
persepsi pembeli. Yang termasuk dalam elemen ini adalah personel perusahaan dan
konsumen lain dalam lingkungan jasa.
Menurut pendapat saya sendiri bahwa people adalah setiap orang yang dapat menjadi bagian dari suatu proses pemasaran barang maupun jasa.
Menurut pendapat saya sendiri bahwa people adalah setiap orang yang dapat menjadi bagian dari suatu proses pemasaran barang maupun jasa.
6. Process (Proses)
Meliputi
prosedur, tugas-tugas, jadwal-jadwal, mekanisme, kegiatan dan rutinitas dimana
suatu produk atau jasa disampaikan kepada pelanggan
Menurut pendapat saya sendiri Proses adalah merupakan kegiatan yang dilalui/dijalani di dalam memasarkan produk kepada calon konsumen/pelanggan.
Menurut pendapat saya sendiri Proses adalah merupakan kegiatan yang dilalui/dijalani di dalam memasarkan produk kepada calon konsumen/pelanggan.
7. Physical Evidence (Bukti Fisik)
Merupakan
lingkungan fisik dimana jasa disampaikan, perusahaan jasa dan konsumennya
berinteraksi dan setiap komponen yang berwujud memfasilitasi penampilan atau
komunikasi jasa tersebut.
Bukti fisik dan yang mewakili (Physical Evidence and Presentation). Bukti fisik yang dimiliki oleh penyedia jasa yang ditujukan kepada konsumen sebagai usulan nilai tambah konsumen (Philip kotler). Bukti fisik jasa mencakup semua hal yang berwujud berkenaan dengan suatu jasa seperti brosur, kartu bisnis, format laporan dan peralatan
Bauran pemasaran terdiri dari 4P yaitu (product, price, place dan promotion). Karena pemasaran bukanlah ilmu pasti seperti keuangan, teori bauran pemasaran juga terus berkembang. Dalam perkembangannya, dikenal juga istilah 7P dimana 3P yang selanjutnya adalah People (Orang), Physical Evidence (Bukti Fisik), Process (Proses).
Bukti fisik dan yang mewakili (Physical Evidence and Presentation). Bukti fisik yang dimiliki oleh penyedia jasa yang ditujukan kepada konsumen sebagai usulan nilai tambah konsumen (Philip kotler). Bukti fisik jasa mencakup semua hal yang berwujud berkenaan dengan suatu jasa seperti brosur, kartu bisnis, format laporan dan peralatan
Bauran pemasaran terdiri dari 4P yaitu (product, price, place dan promotion). Karena pemasaran bukanlah ilmu pasti seperti keuangan, teori bauran pemasaran juga terus berkembang. Dalam perkembangannya, dikenal juga istilah 7P dimana 3P yang selanjutnya adalah People (Orang), Physical Evidence (Bukti Fisik), Process (Proses).
People
People merupakan aset utama dalam industri jasa, terlebih lagi people yang merupakan karyawan dengan performance tinggi. Kebutuhan konsumen terhadap karyawan berkinerja tinggi akan menyebabkan konsumen puas dan loyal. Kemampuan knowledge (pengetahuan) yang baik, akan menjadi kompetensi dasar dalam internal perusahaan dan pencitraan yang baik di luar. Faktor penting lainnnya dalam people adalah attitude dan motivation dari karyawan dalam industri jasa. Moment of truth akan terjadi pada saat terjadi kontak antara karyawan dan konsumen. Attitude sangat penting, dapat diaplikasikan dalam berbagai bentuk, seperti penampilan karyawan, suara dalam bicara, body language, ekspresi wajah, dan tutur kata. Sedangkan motivasi karyawan diperlukan untuk mewujudkan penyampaian pesan dan jasa yang ditawarkan pada level yang diekspetasikan.
Process
Process, mutu layanan jasa sangat bergantung pada proses penyampaian jasa kepada konsumen. Mengingat bahwa penggerak perusahaan jasa adalah karyawan itu sendiri, maka untuk menjamin mutu layanan (quality assurance), seluruh operasional perusahaan harus dijalankan sesuai dengan sistem dan prosedur yang terstandarisasi oleh karyawan yang berkompetensi, berkomitmen, dan loyal terhadap perusahaan tempatnya bekerja.
Physical Edvience
People merupakan aset utama dalam industri jasa, terlebih lagi people yang merupakan karyawan dengan performance tinggi. Kebutuhan konsumen terhadap karyawan berkinerja tinggi akan menyebabkan konsumen puas dan loyal. Kemampuan knowledge (pengetahuan) yang baik, akan menjadi kompetensi dasar dalam internal perusahaan dan pencitraan yang baik di luar. Faktor penting lainnnya dalam people adalah attitude dan motivation dari karyawan dalam industri jasa. Moment of truth akan terjadi pada saat terjadi kontak antara karyawan dan konsumen. Attitude sangat penting, dapat diaplikasikan dalam berbagai bentuk, seperti penampilan karyawan, suara dalam bicara, body language, ekspresi wajah, dan tutur kata. Sedangkan motivasi karyawan diperlukan untuk mewujudkan penyampaian pesan dan jasa yang ditawarkan pada level yang diekspetasikan.
Process
Process, mutu layanan jasa sangat bergantung pada proses penyampaian jasa kepada konsumen. Mengingat bahwa penggerak perusahaan jasa adalah karyawan itu sendiri, maka untuk menjamin mutu layanan (quality assurance), seluruh operasional perusahaan harus dijalankan sesuai dengan sistem dan prosedur yang terstandarisasi oleh karyawan yang berkompetensi, berkomitmen, dan loyal terhadap perusahaan tempatnya bekerja.
Physical Edvience
Building
merupakan bagian dari bukti fisik, karakteristik yang menjadi persyaratan yang
bernilai tambah bagi konsumen dalai perusahaan jasa yang memiliki karakter .
Perhatian terhadap interior, perlengkapan bangunan, termasuk lightning system,
dan tata ruang yang lapang menjadi perhatian penting dan dapat mempengaruhi
mood pengunjung. Bangunan harus dapat menciptakan suasana dengan memperhatikan
ambience sehingga memberikan pengalaman kepada pengunjung dan dapat membrikan
nilai tambah bagi pengunjung, khususnya menjadi syarat utama perusahaan jasa
dengan kelas market khusus.
Evolusi Faktor Bauran Pemasaran [ Marketing Mix]
Bauran pemasaran yang terdiri dari product, price, place, dan promotion (4P) seiring perkembangan jaman dan tuntutan pasar yang senantiasa mengalami perkembangan telah mengalami evolusi dan terus berkembang searah dengan perkembangan perilaku konsumen dan kecerdasan para ahli pemasaran. Lovelock dan Wright (2002:13-15) mengembangkan bauran pemasaran (marketing mix) menjadi integrated service management dengan menggunakan pendekatan 7P.